Pegiat Seni di Kota Maumere Gelar Musyawarah Besar Dewan Kesenian Sikka

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Pegiat seni di Kabupaten Sikka menggelar musayawarah besar pembentukan Dewan Kesenian Sikka yang berlangsung di Sanggar Seni Bentara Zaman (Benza) pada Sabtu sore 17 Februari 2024.

Musyawarah ini diikuti oleh pegiat seni mulai dari penari, pemusik, pelukis, pelaku UMKM dan pegiat seni lainnya. Nyong Franco, musisi kawakan Kabupaten Sikka ini memimpin jalannya musyawarah.

“Dewan Kesenian Sikka dibentuk independen oleh teman-teman seniman di Kota Maumere maupun Kabupaten Sikka untuk merangkul semua pegiat seni dalam satu rumah terbuka,”kata Nyong Franco kepada Tribunflores.com.

Nyong Franco menjelaskan, Dewan Kesenian Sikka awalnya dibentuk tahun 2019 atas kesepakatan pegiat seni mulai dari penari, pelukis, musisi dan bergabung pelaku UMKM hingga masyarakat bukan pelaku seni dari berbagai latar belakang.

Baca juga: Pelajar SMP Negeri Kewapante di Sikka Lukis Wajah Presiden Jokowi Pakai Plastik Kresek Bekas

“Ini berangkat dari kegelisahan kami karena setiap kali ada event yakni pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sikka memanggil secara acak kelompok sanggar, tidak melalui proses sosialisasi, tidak ada kurasi dan verifikasi,”ujarnya.

Adanya Dewan Kesenian Sikka menurutnya untuk mengkoordinir kelompok-kelompok seni dan pengembangan kesenian dari berbagai jenis di seluruh Kabupaten Sikka. 

Keberadaan Dewan Kesenian sangat penting untuk mengembangkan dan merawat kesenian maupun budaya. Dewan Kesenian ini dibentuk untuk mengembangkan, menjaga kualitas standar dan keberlangsungan kehidupan kesenian,”ungkap Nyong Franco.

Ia mengatakan Dewan Kesenian menjadi lembaga panutan dengan nilai tawar tertinggi dalam standarisasi kesenian. Ia menyebutkan Kabupaten Sikka belum memiliki lembaga yang membuat data base berapa banyak seniman di Kabupaten Sikka.

Baca juga: 40 Tahun Hilang, Sanggar Gaging Pani Bangkitkan Kembali Budaya Togo Pare

“Tidak ada data yang pasti, berapa banyak kelompok seni, seniman di Maumere, bagaimana bidang-bidangnya itu berjalan dan seperti apa kualitas masing-masing dan banyak sekali kriteria yang kita tarik dari pegiat seni,”lanjutnya lagi.

Pencipta lagu Gemu Fa Mi Re ini pun mengungkapkan sulitnya mendapatkan SK dari Pemerintah Kabupaten Sikka yakni Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

“Kami berharap pemerintah dan Dewan Kesenian Sikka dapat beriringan. Karena sudah empat tahun kami berusaha untuk mendapatkan SK dari pemerintah dan belum keluar,”ujarnya lagi.

Nyong Franco juga mengatakan Dewan Kesenian Sikka segera dideklarasikan dalam waktu dekat. Melibatkan semua pegiat seni, pelaku UMKM hingga masyarakat.

Sementara itu, Fransico Polri (54), pelukis dan guru SMPN di Kota Maumere menyambut baik dibentuknya Dewan Kesenian Sikka. Ikut dalam musyawarah besar ini menurutnya dapat merangkul kebersamaan pegiat seni di Kabupaten Sikka.

“Harus ada satu rumah yang dibentuk sendiri oleh pegiat seni. Sehingga ada satu informasi satu pintu dengan tujuan untuk memberdayakan kesenian budaya di Kabupaten Sikka benar-benar tetap sasaran,”pungkasnya.

Berita Tribunflores.com lainnya di Google News

BERITATERKAIT

Baca Juga

Ikuti kami di

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *