Gempa magnitudo 7,4 yang berpusat di Semenanjung Noto di Prefektur Ishikawa, juga terasa hingga Tokyo. Bahkan, gempa tersebut sempat membuat aktivitas kereta Shinkansen dihentikan sementara.
Dwi Retno Wahyuningtyas salah satu Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Tokyo bercerita, gempa tersebut dirasakannya pada Senin (1/1/2024) sore sekitar pukul 16.00 waktu Jepang.
“Kalau di Tokyo terasa hampir dua menit. Awalnya hanya merasa pusing, makin lama terasa kalau tanahnya bergerak. Saya kebetulan berada di lantai 1, jadi tidak terlalu terasa, hanya pusing. Kemungkinan besar yang stay di lantai atas makin terasa goncangannya,” cerita Retno ketika mengudara di Radio Suara Surabaya pada Senin sore,
Eno, sapaan akrabnya bercerita, bahwa seluruh warga yang berada di Tokyo diminta tidak panik. Bagi yang sedang berada di dalam gedung, diminta untuk turun menggunakan tangga darurat.
“Biasanya setelah gempa besar di Jepang, akan ada gempa susulan. Jadi kami tetap diminta untuk waspada,” sebut alumnus Universitas Airlangga itu.
Situasi di kawasan perhotelan dan perkantoran dekat Tokyo Metropolitan Government Office setelah gempa magnitudo 7,4 berpotensi tsunami 5 meter mengguncang Jepang. Foto: Dwi Retno Wahyuningtyas
Eno mengungkapkan, kebetulan Jepang saat ini sedang musim dingin plus baru saja merayakan tahun baru. Jadi banyak orang yang mudik sekaligus berlibur ke Prefektur Nagano, Niigata, Ishikawa, Yamaguchi, dan sekitarnya.
Setelah gempa magnitudo 7,4 yang berpotensi tsunami tersebut, pemerintah setempat langsung mengeluarkan larangan bagi warga untuk tidak mengarah ke tempat yang berbahaya.
Selain itu, bagi warga yang sedang berada di pegunungan, juga diimbau untuk tidak bermain ski dulu. Bahkan sejumlah resor menutup akses ke tempat ski.
“Untuk di Tokyo sendiri, kereta Shinkansen juga sempat berhenti. Terutama tujuan Nagano ke Tokyo dan sebaliknya. Hal ini semata untuk menjaga keselamatan penumpang,” ungkap Eno.
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan awal magnitudo 7,4, mengguncang wilayah di pantai Laut Jepang, Jepang tengah pada Senin. Segera setelah gempa itu otoritas bencana Jepang mengeluarkan peringatan tsunami.
Gempa terjadi pada pukul 16:10 waktu setempat untuk menggetarkan gedung-gedung di pusat Kota Tokyo, kata otoritas Jepang. Peringatan itu menaksir tinggi gelombang tsunami sekitar lima meter di Prefektur Ishikawa.
Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo mengimbau WNI berhati-hati, memantau informasi, dan mengikuti petunjuk aparat setempat.
WNI yang dalam keadaan darurat juga diminta menghubungi aparat setempat dan hotline darurat pelindungan WNI, yakni KBRI Tokyo: +818035068612 dan KJRI Osaka: +818031131003. (saf/faz)