Antrean Panjang SPBU Imbas H-1 Larangan Truk Melintas, Pertamina Pastikan Stok Aman

Antrean panjang tampak terjadi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jawa Timur (Jatim) pada Kamis (21/12/2023). Antrean itu bahkan menyebabkan kemacetan di sejumlah titik.

Fikri Fauzi pendengar Radio Suara Surabaya melaporkan, sejumlah truk tampak mengantre hingga mengular di SPBU di bypass Krian, Sidoarjo pada Kamis pagi. Selain di Krian, antrean juga terjadi di SPBU di kawasan Balongbendo.

Selain di Sidoarjo, antrean juga terjadi di salah satu SPBU di Bunder, Gresik. Daniel Rorong pendengar Radio Suara Surabaya menyebut, antrean ini mengakibatkan kemacetan hingga Duduk Sampeyan, Gresik.

Selain antrean panjang truk di sejumlah SPBU, stok solar juga dilaporkan menipis di sejumlah SBPU di wilayah Mojokerto. Seperti di Brangkal dan Mojoagung.

Tidak hanya di ketiga kota tersebut, antrean juga dilaporkan di SPBU di kawasan Turi, Lamongan karena solar yang menipis.

Menyikapi hal tersebut Taufiq Kurniawan Section Head Communication and Relation Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus menjelaskan, antrean itu disebabkan karena Kamis merupakan hari terakhir untuk truk.

“Selama periode natal dan tahun baru itu ada masa di mana larangan truk melintas ini diberlakukan. Tentu pada H-1 ini mereka memaksimalkan perjalanan logistiknya. Terutama untuk yang jarak dekat,” ujar Taufiq ketika mengudara di Radio Suara Surabaya, Kamis siang.

Ia menegaskan bahwa antrean tersebut bukan berarti bahan bakar, khususnya solar, dalam kondisi langka. Namun lebih ke permintaan yang meningkat.

“Karena ini adalah H-1 jelang larangan melintas truk-truk. Sehingga di beberapa SPBU terjadi antrean yang padat karena permintaan meningkat,” jelasnya.

Taufiq meminta masyarakat tidak khawatir. Sebab untuk bio solar, karena sudah diberlakukan barcode, jadi masing-masing truk tidak mungkin mengisi lebih dari kapasitasnya. Artinya, walaupun antre tapi pasti dapat karena tidak ada yang mengisi lebih dari batasan yang ditentukan.

Khusus untuk kawasan Krian dan Balongbendo, lanjut Taufiq, dari tiga SPBU yang ada di sekitar wilayah itu, dua di SPBU di Jalan Bambang Yuwono dan di Wonosari masih tersedia stok solar masing-masing sepuluh kiloliter dan delapan kiloliter.

“Untuk yang SPBU 32 yang berlokasi di daerah Totok Kerot, sedang dalam proses pengiriman 24 kiloliter,” ungkap Taufiq.

Kemudian untuk di wilayah Turi, Lamongan sedang ada pengiriman 16 kiloliter dari Tuban. Sebab permintaan solar meningkat dalam tiga hari terakhir. Taufiq menyarankan masyarakat untuk mengisi di SPBU di Jalan Raya Talun, Lamongan, sebab stok di sana masih banyak.

Untuk yang di Manyar, Gresik, stok masih tersedia satu kiloliter. Saat ini sedang dilakukan pengiriman 16 kiloliter dari Surabaya. Pun demikian dengan SPBU di Desa Banyutami, Manyar yang sedang dikirim stok delapan kiloliter.

“Sebetulnya stok masih ada. Cuma jangan sampai terputus, makanya ini diisi dulu. Supaya antrean tidak terlalu banyak, mending pihak SPBU menginfokan ke pengendara untuk mengisi di SPBU lainnya,” terang Taufiq.

Taufiq menjelaskan, pihaknya memiliki Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center sehingga bisa memantau SPBU, baik stok bahan bakar maupun CCTV SPBU.

“Stok itu terpantau secara real time. Kami punya semacam alarm. Ketika stok mendekati habis, langsung order baru terminan BBM terdekat untuk pengiriman,” terangnya.

Terkait momen Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) di Jawa Timur (Jatim), Pertamina memproyeksikan konsumsi bensin naik 2,6 persen, solar turun kurang lebih 7,9 persen karena pembatasan perjalanan.

Kemudian sektor KAI ada permintaan sekitar 9 persen, untuk angkutan laut naik 15 persen. Peningkatan permintaan ini sesuai dengan lonjakan di KAI dan angkutan laut saat Nataru. Sedangkan untuk avtur bertambah 13 persen. Untuk LPG naik 1,7 persen. Jumlah ini memang tidak sebesar saat libur Lebaran. Penambahan ini di sektor LPG non-subsidi.

“Atas dasar itu kami melakukan penebalan stok BBM dan LPG antara 5 hingga 15 persen baik di supply point maupun lembaga penyalur,” jelas Taufiq.

Selain itu, Pertamina juga berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menyiapkan pola alternatif supply. Sehingga ketika terjadi jalur putus baik karena bencana maupun kemacetan, sudah tersedia mobile storage dan delivery service.

Selain itu, jam operasional SPBU Siaga juga akan ditambah. Ada 13 SPBU Siaga di jalur tol dan 548 SPBU di luar tol se Jawa Timur. Untuk rest area yang tidak ada SPBU, Pertamina menyiagakan sepuluh SPBU portable untuk melayani masyarakat yang berlibur selama periode Nataru.

“Kami belajar dari pengalaman Ramadan dan Idulfitri, antrean di SPBU terjadi karena masih menggunakan pembayaran tunai. Kami imbau masyarakat untuk membayar secara nontunai atau cashless. Apalagi ada berbagai promo menarik jika membayar cashless melalui My Pertamina,” ajak Taufiq. (saf/faz)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *