Analisis Sentimen Warganet pada Debat Capres Ketiga

Jakarta

Fenomena debat capres dan cawapres yang menjadi salah satu rangkaian kampanye Pemilu 2024 mendapat banyak sorotan dari publik. Penetrasi media sosial yang semakin masif telah mempercepat arus percakapan publik di ruang digital. Platform media sosial X (Twitter) dan Youtube masih menjadi kanal percakapan terfavorit warganet saat kegiatan debat berlangsung. Berbagai ulasan pernyataan hingga potongan penampilan gimik kandidat saat debat,diperbincangkan secara real time oleh warganet.

Debat ketiga capres yang dilaksanakan pada Minggu, 7 Januari 2024 mengangkat tema Pertahanan, Keamanan, Geopolitik, dan Hubungan Internasional. Sebelum pelaksanaan debat berlangsung, warganet berspekulasi bahwa kandidat capres nomor urut 2 Prabowo Subianto akan diunggulkan karena latar belakang dirinya dari militer serta menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Namun, pada faktanya terdapat temuan anomali respons sentimen warganet yang tidak sejalan dengan hipotesis awal tersebut.

Mengekstrak Data Tekstual

Sentimen merupakan sudut pandang yang dilatarbelakangi perasaan dalam proses menginterpretasikan informasi. Analisis sentimen adalah teknik riset yang dilakukan dengan cara mengekstrak data tekstual dalam pesan atau opini untuk menghasilkan tendensi terhadap informasi tersebut.

Secara umum sentimen publik terbagi atas tiga kategori yakni sentimen positif, negatif, dan netral. Sentimen positif dan negatif dihimpun berdasarkan kata kunci (keywords) yang merepresentasikan perasaan masing-masing sentimen. Sedangkan sentimen netral dihimpun berdasarkan kata kunci yang tidak termasuk pada kedua sentimen lainnya.

Berdasarkan temuan Cakradata melalui engine digital media monitoring-nya pada 7 – 8 Januari 2024 mencakup kanal media sosial X (Twitter), Youtube, Facebook, Instagram, Tiktok, dan media online menyebutkan bahwa Ganjar Pranowo yang mendapat sorotan sentimen positif lebih dominan di antara kedua kandidat capres lainnya yakni sebesar 80%.

Di sisi lain, Prabowo Subianto justru mendapat sorotan sentimen negatif yang lebih dominan sebesar 51% dan sentimen positif 29%. Sedangkan, Anies Baswedan mendapat sorotan sentimen positif sebesar 53% dan sentimen negatif 32%.

Warganet secara umum menyoroti dua hal ketika debat berlangsung yakni substansi narasi gagasan dan gaya penyampaian (gimik) masing-masing kandidat. Mengutip temuan Cakradata, Ganjar Pranowo mendapat sorotan sentimen positif yang tinggi karena dinilai berhasil menjadi center of point selama rangkaian debat capres kedua.

Di sisi lain, warganet juga menyoroti tendensi perdebatan cukup memanas antara Anies Baswedan dan Prabowo Subianto, sehingga dinilai merugikan keduanya dalam meraih atensi sentimen positif warganet.

Pengaruh Elektoral

Terlepas dari sentimen warganet di ruang digital yang dapat dipengaruhi oleh berbagai aktivitas engineering digital troops berkedok simpatisan, berbagai literasi menyebutkan bahwa hal tersebut tetap berpotensi memiliki pengaruh terhadap elektoral kandidat. Korelasi tersebut dinilai sejalan dengan potret demografi pemilih saat ini yang didominasi oleh kalangan pemilih muda dengan tingkat kecenderungan swing voters yang tinggi.

Di sisi lain, perlu pendekatan scientific melalui survei untuk membuktikan sejauh mana besaran dampak elektoral pascadebat capres kedua kemarin terhadap masing-masing paslon. Selanjutnya, masih ada dua rangkaian debat yakni satu kali debat cawapres dan satu kali debat capres. Penting rasanya untuk masing-masing paslon mampu mengedepankan sikap negarawan dengan mengoptimalkan panggung debat sebagai momentum hilirisasi gagasan visi misi kepada publik.

Debat capres maupun cawapres harus dapat menjadi tontonan dan tuntunan bagi masyarakat Indonesia agar mampu meyakinkan pilihannya pada 14 Februari mendatang. Apalagi kehadiran media sosial pada rangkaian Pemilu 2024 ini sangat membantu khususnya dalam menjangkau penyebarluasan informasi di tengah masa kampanye yang singkat.

Analisis sentimen warganet dapat dijadikan referensi oleh kandidat maupun tim pemenangan paslon untuk mempengaruhi penguatan opini maupun citra diri di ranah ruang digital. Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena masyarakat digital (warganet) menjadi salah satu kunci variabel elektoral yang sangat berperan terhadap keterpilihan. Pemilu 2024 harus menjadi pemilu The Next Level yang dapat memberikan dampak positif terhadap kemajuan demokrasi Indonesia.

Muhammad Nurdiyansyah Head of Cakradata

Simak juga ‘Efek Debat Ketiga: Saling Tuding Soal Etik, Serangan Personal, dan Rahasia Negara’:


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(mmu/mmu) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *